HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD dr.H.L.M BAHARUDDIN, M.Kes. KABUPATEN MUNA

  • Wa Ode Sarina Rostam RSUD dr.H.L.M BAHARUDDIN, M.Kes.
Keywords: Preeklampsia, BBL, BBLR

Abstract

WHO secara ringkas bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat bayi kurang atau sama dengan 2500 gram. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang lahir dengan berat bayi kurang dari 2.500 gr tanpa memperhatikan usia gestasi. Kelahiran bayi berat lahir rendah ini lebih potensial terjadi pada ibu yang menderita preeklamsia selama kehamilannya sehingga membuat pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan preeklamsia dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD dr.H.L.M Baharuddin, M.Kes. Kabupaten Muna. Metode penelitian menggunakan desain observasional analitik cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUD dr. H.L.M Baharuddin, M.Kes. Sampel yang diambil bulan Januari-September 2022 berjumlah 77 orang data dikumpulkan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan ibu bersalin dengan preeklampsia yaitu sebanyak 67.5% dan bayi baru lahir paling banyak dengan BBLR yaitu sebanyak 60 orang (77.9%). Berdasarkan analisis didapatkan nilai p=0,000 (p<0.05). Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan Preeklamsia dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD dr.H.L.M Baharuddin, M.Kes. Kabupaten Muna. Diharapkan mengingatkan kesadaran ibu hamil untuk rutin melakukan ANC sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya BBLR.

Kata Kunci : Preeklampsia, BBL, BBLR

Published
2024-07-31